Mancing Bandeng di Waduk Sempor Pakai Lumut

Mancing di waduk

Kabarmancing.com, Gombong – Bicara tentang bandeng, pikiran kita pasti melayang ke pesisir khususnya Utara Pulau Jawa dimana banyak bertebaran tambak ikan yang luas. Ikan bandeng dibudidayakan untuk kepentingan konsumsi. Agak aneh kalau orang mancing ikan bandeng karena tambak merupakan kawasan yang selalu diawasi pemiliknya.

    Namun kali ini Anda akan kami bawa ke Waduk Sempor yang terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen. Sejak populasi ikan karper, nila, mujaer semakin menipis sempat para pemancing di wilayah ini menikmati tarikan ikan patin yang semula dibudidayakan di keramba, sengaja atau tidak pada lolos dari jaring yang mengelilinginya.

    Ikan-ikan patin yang lolos ini seolah terbebas dari kungkungan sehingga di ‘alam bebas’ menjadi gampang besar, ini bisa dilihat dari hasil tangkapan pemancing. Sempat beberapa waktu lalu ikan louhan merajai area Waduk Sempor. Ikan yang lebih banyak duri dari dagingnya ini sepertinya tidak bisa menjadi besar, entah karena tidak keburu besar karena dipancing atau karena termasuk jenis ikan seperti mujaer yang ukurannya terbatas sebesar telapak tangan ABG.

 

Penyebaran benih

    Di era Suharto secara periodik ada penebaran benih oleh dinas terkait. Penebaran benih-benih ini menjadi kelestarian hobi memancing para mania terlindungi. Penulis tidak mengetahui persis kapan ikan-ikan bandeng ini disebar karena penulis lebih suka mancing di laut yang tarikan ikannya lebih joss ketimbang ikan air tawar yang daya juangnya jauh dibawah rekan-rekannya di laut terutama ikan pantai selatan yang ombaknya terkenal besar.

    Namun namanya pemancing desas-desus maraknya pemancingan ikan bandeng di Waduk Sempor hinggap di telinga penulis. Bahkan beritanya dari maniak mancing di laut jadi apa boleh buat ada baiknya segera meluncur kesana. Masyarakat pemancing patut berterima kasih kepada Pemda Kebumen yang telah menebar benih bandeng menandai penutupan acara Jambore Satpol PP yang dilaksanakan di sekitar waduk.

 

Pakai kumbul

    Mancing di waduk sungguh sangat santai, airnya tenang tidak mengalir. Hawa sekitar waduk yang cukup sejuk membuat para pemancing menikmati hobinya dengan santai dan nyaman. Terik matahari sepertinya tidak dirasakan sama sekali. Bandeng adalah ikan yang suka berenang, tidak diam di dasar. Para pemancing menggunakan pelampung atau orang Kebumen menyebutnya kumbul.

    Jarak antara umpan dan pelampung kurang lebih satu meter dilemparkan tidak terlalu jauh sekitar sepuluh meter. Ikan ini seperti ikan air tawar lainnya agak ‘vegetarian’, dia doyan lumut meskipun tidak menolak umpan lainnya seperti ramuan tepung dan penyedapnya. Lumut gampang diperoleh di sekitar waduk karena dijual di beberapa warung yang ‘nyambi’ menjual keperluan mancing.

    Lumut ini ditaruh di kaleng bekas cat atau semacamnya, yang penting bisa ditaruh air untuk menjaga lumut tetap hijau dan segar. Lumut di sekitar waduk sebenarnya juga ada tetapi buat apa repot-repot kalau membeli saja bisa. Lumut yang bentuknya lurus panjang persis kaya kumis film-film silat mandarin cukup dikaitkan ke ujung pancing yang runcing agak diputar sedikit agar lumut bisa berpegangan pada mata kail.

    Karena hanya sekedar mengikat lumut di ujung mata kail gampang habis dimakan ikan sehingga  dari jauh kalau lagi ramai kelihatan si pemancing sibuk sebentar mengaitkan pancing ke dalam kaleng. Namanya mancing di waduk, jadi harap maklum kalau cara makan ikannya juga sopan tidak seperti dilaut main sambar saja. Pemancing yang beruntung kadang-kadang tangkapan bandengnya cukup besar sekitar 1 kg.(bambang sugeng/gombong/foto:dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses