Cari Toman di Lebung Sewu. Walau Belum Maksimal, Spotnya Menantang

indo-l-1

Kabarmancing.com, Tulang Bawang, Lampung – Ajakan trip ke Lampung bermula dari Kang Ito yang mengajak kabarmancing.com untuk mancing casting freshwater di Lampung. Tidak perlu berpikir lama, ajakan itu pun diiyakan. Tanggalnya ditentukan, jam 6 pagi, Selasa, 1 November 2016, kami berdua berangkat menuju Lampung mancing toman.

Umpan frogy

Umpan froggy

    Siang harinya selepas Pelabuhan Bakauheni, perjalanan dilanjutkan menuju Bandar Lampung. Di kota inilah kami menginap semalam dan keesokan paginya pukul 5 menuju Manggala di Kabupaten Tulang Bawang. Perjalanan menuju Manggala yang umumnya ditempuh 3 jam terpaksa lebih lama menjadi 4 jam dikarenakan saat memasuki Kota Bandar Jaya kondisi jalan macet. Akhirnya rencana untuk mancing toman pagi hari terpaksa gagal dan tiba di Manggala jam 9 pagi.

    Untung saja rekan Kang Ito, Muhajir seorang castinger dari Manggala, sudah siap menunggu di rumahnya di Kota Manggala. Setelah dijamu segelas kopi dan makanan ringan, tak perlu waktu lama kami berangkat menuju lokasi. Muhajir membawa 2 rekannya, Pa’i dan Nurdin. Dengan menggunakan 4 motor kami menuju lokasi spot berburu toman. Dari informasi Muhajir, lokasinya ada di kawasan PT. Indo Lampung Perkasa yang masuk dalam wilayah perkebunan dan pengolahan tebu di Tulang Bawang. Dibutuhkan satu jam menuju spot yang harus menggunakan motor dikarenakan kondisi jalan buruk dan turun naik.

Menuju spot menggunakan motor

Menuju spot mengendarai motor

    Jam 10 pagi kami berangkat. Melalui Jalan Raya Lintas Sumatera selanjutnya memotong jalur menuju jalan perkebunan milik PT atau jalur perlintasan truk-truk pengangkut tebu. Dari Km 8 kami menuju Km 26 dengan kondisi jalan tanah merah dan bergelombang. Setibanya di Km 26 di sebelah kiri jalan terhampar luas perkebunan tebu, dari kejauhan itulah rawa yang akan kami tuju yang dikenal dengan sebutan Lebung Sewu sudah terlihat. “Itu rawa yang akan kita pancing. Lihat begitu luas rawanya,” ujar Muhajir. Kami melanjutkan perjalanan dengan melewati jalan rusak, menurun dan menerobos ilalang menggunakan motor. Setibanya di pinggir rawa selanjutnya menyiapkan piranti untuk segera casting.

Kang Ito sedang berlaga menggaet toman

Kang Ito berlaga menggaet toman, namun belum membuahkan hasil

    Masing-masing dari kami siap tempur dan menuju spot di pinggir rawa tersebut. Cukup sulit menuju pinggiran rawa, pasalnya harus melewati ilalang, belum lagi kaki kami harus berendam selutut untuk bisa melempar soft froggy (umpan palsu berupa kodok dari karet dengan double hook) untuk menggoda si toman. Kang Ito tampak mencari spot yang dia inginkan, begitu juga kabarmancing.com mencari spot potensial.

Kang Ito dengan motor trail ia gunakan menuju spot

Kang Ito dengan motor trail yang ia gunakan menuju spot

    Setelah kami melemparkan froggy, lalu me-retrive secara perlahan-lahan hingga menyerupai jalan atau berenangnya seekor kodok yang menghasilkan kecipak di permukaan air dan mengharapkan toman menyambar umpan. Sekali, dua kali, tiga kali lempar sampai tujuh kali umpan froggy Kang Ito belum membuahkan hasil. Tak jauh jaraknya dari Kang Ito, kabarmancing.com pun lima kali melempar froggy ke titik sasaran kiri dan kanan namun belum juga ada hasil, begitu pula teman lainnya. Selain toman, ujar Muhajir, ada gabus, hampala, lele dan ikan predator lainnya di Lebung Sewu ini. Karena keinginan Kang Ito untuk merasakan sensasi toman maka ikan tersebut yang dicari.   

    Tak lama berselang di lemparan berikutnya tidak disangka umpan froggy kabarmancing.com disambar. Ya, begitu umpan jatuh ke air tak lama kemudian ada menyambar dan menarik dengan kencang. Dengan kuat ril diengkol, namun tarikan kencang itu memutuskan senar, umpan froggy pun lepas dibawa kabur ikan yang belum diketahui jenisnya dan putus. “Putus….umpan saya dibawa kabur,” teriak kabarmancing.com yang langsung dikomentari teman-teman lainnya. Hal yang sama terjadi pula dengan Nurdin yang sempat disambar umpannya namun lepas, umpan froggy-nya selamat tidak dibawa kabur.

 

Berpindah spot

    Spot pertama kami tinggalkan dan menuju spot kedua. Ya, hari itu ada 5 spot dituju dan terakhir disebut spot Pamungkas karena toman disitu dikenal lapar dan galak. Untuk sampai di spot terakhir diperkirakan sore hari sekitar jam 4 dimana saat jam makan toman. Di spot kedua masih belum membuahkan hasil, dikarenakan cuaca panas, dan siang hari bukanlah jam makan toman.

Pa'i in action

Pa’i in action

    Jarak dari spot satu ke spot lainnya cukup jauh. Pasalnya luas Lebung Sewu ini dari keterangan Pa’i, cukup luas sepanjang 6 km dan lebar 2 km yang jika dilihat dari atas bentuknya seperti hati. Karena kondisi kami mulai capek, disebabkan panas menyengat, setelah menyambangi 3 spot kami istirahat dan menikmati makan siang di bawah pohon. Menu lalap, sambal, pindang ikan ditambah ikan asin membuat lahap makan. Usai makan, kami membahas hasil yang belum didapat hari itu. Ya, toman belum muncul di permukaaan dan belum berhasil hook up. “Jam makan toman pagi hari jam 5 sampai jam 10 siang dan sore diatas jam 4. Karena kita kesiangan sampai disini toman sulit makan. Jika cuaca agak mendung toman mulai keluar,” jelas Muhajir yang sering mengeksplore Lebung Sewu.

Makan bersama sebalum menuju spot berikutnya

Makan siang bersama sebelum menuju spot berikutnya

    Jam 3 sore kami menuju spot 4 dan spot terakhir. Dengan kondisi jalan turun naik dan sesekali harus jeblos ke lumpur yang dalam hingga membuat roda motor ambles serta menerjang ilalang adalah medan yang dihadapi menuju spot. Ya, cukup ekstrim casting di Indo Lampung. Di spot ke 4, rekan-rekan kami banyak mocel dan gagal lagi mendapatkan toman. Nah, di spot kelima inilah atau disebut spot Pamungkas, rekan kami berhasil hook up dan strike toman walaupun ukurannya tidak besar. Ketika itu menjelang sore sekitar pukul 5, sekuat tenaga toman berhasil takluk di tangannya.

Muhajir di spot Pamungkas atau spot terakhir

Muhajir di spot Pamungkas atau spot terakhir

    Tidak mau kalah, kami kembali mencoba keberuntungan untuk menggaet toman lagi, namun berkali-kali dilempar umpan froggy tidak disambar. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore dan saatnya harus pulang. Setelah mendapatkan hasil diinginkan dua ekor toman, kami melaju pulang kembali ke Manggala.

Nurdin sedang menunggu sambaran toman

Nurdin menunggu sambaran toman

    Bagi Kang Ito ini sebuah pengalaman menantang, mancing toman di Lebung Sewu di kawasan Indo Lampung. “Saya masih penasaran dengan tomannya, lokasinya benar-benar ekstrim dan menantang, walaupun hasilnya kurang maksimal, medannya itu loh yang membuat saya ingin datang lagi. Lain waktu saya pasti kembali,” katanya sambil memacu motortrail yang dikendarainya menerabas ilalang dan jalan yang rusak.(rambe/foto:dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses