Mancing, Etika & Aturan Main Seyogyanya Dipahami

Posted by: Tags:

Kabarmancing.com, Gombong, Jawa Tengah – Mancing dan aturan mainnya. Itulah judul penulis pilih untuk membahasnya. Ya, bisa dikatakan kegiatan memancing itu termasuk olahraga yang banyak peminatnya, seperti halnya sepak bola, tinju dan cabang olahraga lainnya, mancing pun mengenal apa yang disebut aturan main. Lihat saja, lomba-lomba mancing profesional menetapkan aturan mainnya dengan jelas. Ini dimaksudkan supaya para peserta lomba mahfum bagaimana ketentuan panitia harus diikuti dan yang penting supaya jelas dan tidak akan menimbulkan friction antara peserta dan panitia.

Ragam 2

    Misalnya kalau seorang peserta hanya diperbolehkan menggunakan satu pancing (mata kail) dan joran ya harus diikuti. Jangan memasang pancing bertingkat dengan harapan ada beberapa alternatif umpan yang bakal dimakan sang ikan. Kalau hasil tangkapan harus dengan standar diameter senarnya ya harus menerima dengan lapang dada. Artinya seorang peserta yang memperoleh tangkapan ikan besar tapi dengan diameter senar yang berkapasitas jauh lebih besar ya harus menerima kalau panitia menentukan pemenangnya adalah si peserta yang mempergunakan senar kecil dengan bobot tangkapan yang sama besar atau beratnya ketimbang yang menggunakan senar berdiameter besar.

    Lomba semacam ini biasanya lomba yang dilakukan di laut bebas dengan tangkapan yang besar dan  berat. Tangkapan ikan blue marlin tentunya akan dinilai lain dengan ikan yang tingkat kecerdasan dan keuletannya untuk melepaskan diri dari mata kail lebih rendah. Ini adalah aturan main kira-kira yang ada pada lomba profesional. Pengetahuan ini penulis peroleh persis sama dengan para pembaca hanya dari membaca saja. Karena saya bukan pengamat, cuma mengingatkan kembali apa yang pernah saya baca, lalu Anda membacanya kembali.

    Fair-kan. Memang fair adalah bagian penting dari fair play yang harus kita junjung tinggi. Saya terus terang agak tersenyum ketika pengamat sepak bola kita ketika ditanya misalnya “Kok MU ball position-nya 65%-35% atas lawannya Stoke City?’ dan apa komentar si pengamat? “Ya karena MU unggul di lini tengah dan pandai memanfaatkan lebar lapangan”. Anda pun bisa menjadi pengamat sepak bola dan Anda akan lebih terkenal apabila analisa Anda lain daripada yang lain misalnya “Dan MU sangat piawai dalam memanfaatkan teriakan penonton”.

 

Aturan yang tak tertulis

    Nah ini baru asik. Kalau kita mancing baik di kolam, waduk, kali maupun laut kita ‘terikat’ pada aturan-aturan tak tertulis. Tentu saja bagi yang percaya. Bila kita berada di suatu wilayah pemancingan yang belum kita kenal ada baiknya kita memberi uluk salam, kulo nuwun, punten atau permisi, terserah selera dan kepercayaan masing-masing. Kita ini kan tidak tahu dan sadar ‘siapa’ yang ‘mbaurekso’ atau yang berada di sana. Kalau sungkan ya cukup dalam hati saja. Ini perlu untuk memantapkan kita melampiaskan hobi kita. Dan sebaiknya jangan pernah mengumpat atau mengeluarkan kata-kata kotor.

    Saya pernah lagi meleng ke gebyur ombak laut Karang Bolong, saya jatuh tentu saja basah kuyup, kaki kena karang dan bukan main sakitnya. Tanpa sadar dan refleks saya mengumpat “Asu”. Kata-kata ini sangat tidak pantas dan sopan didengar, tapi bagi orang-orang pesisir kata ini sangat akrab dan tidak bermakna sekasar yang tertulis dan terucapkan. Saya masih ingat cerita Alm. Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso yang ketika itu menjabat Kapolri. Suatu hari ada beberapa temannya datang ke kantornya, teman-teman ini teman akrabnya dari Pekalongan “Asu kowe saiki dadi jenderal!”

    Nah silahkan terjemahkan sendiri. Dan Hoegeng bangga sekali menerima “umpatan” teman-temannya itu. Yah memang demikianlah “sopan santun” pesisir. Bahkan setiap malam Rabu bukaan nalo, terutama pemerhati dan peserta taruhan/judi via kupon putih, kalau nomornya nggak keluar langsung di Stasiun Gombong “banyak anjingnya” karena orang-orang yang  kecewa pada mengumpat “Asu”

    RagamLalu apa yang terjadi setelah saya mengumpat akibat kena gebyuran ombak? Dari pagi sampai sore, hasilnya nol! dimakan pun tidak. Padahal pemancing lain pada dapet! Nah ini baru bisa dibilang boleh percaya boleh tidak, tapi kenyataan. Jadi sebaiknya tahanlah diri kita untuk mengeluarkan umpatan atau makian, simpan saja dalam hati dan nanti kebiasaan ini akan ditirukan oleh anak kita di rumah.

 

Memiliki etika mancing

    Ketika mancing seyogyanya kita memiliki apa yang disebut etika mancing. Ketika pemancing lain ada di dekat Anda hati-hatilah dan lihat sekeliling sebelum melempar pancing utamanya yang menggunakan timbel besar. Juga untuk menghindari “benturan” dengan joran tetangga yang bisa membawa akibat fatal misalnya joran Anda atau orang patah karena kena ayunan keras joran Anda. Pernah di Pekalongan ujung joran saya patah kena joran orang yang sembrono ketika melempar ke tengah. Itu namanya kan merugikan orang lain, boro-boro minta maaf apalagi mengganti tapi malah berkomentar “Kok getas yo?” maksudnya mudah patah (fragile).

    Dan yang paling sering terjadi adalah senar kita sangkutkan karena jarak pancing yang berdekatan. Pancing kambangan dengan kumbul gabus biasanya sering nyangkut ke senar orang lain. Kalau sudah begini apalagi kusut wah rasanya hati ini dongkol sekali. Pancing dengan gabus biasanya menari-nari mengikuti arus tanpa mengindahkan senar pemancing lain.

    Saking asiknya menari-nari tidak sadar kalau ditarik nanti akan menggaet senar lain, belum kalau pancing bertingkat.. ‘Situ lepaskan sendiri’ kata pemancing yang kesebalan. Saking ruwetnya kadang-kadang perlu jalan pintas senar dipotong. Kalau sudah begitu, hati ini rasanya mau marah, kehilangan waktu, tenaga untuk merangkai pancing kembali. Juga kalau wilayah orang lain lagi rame ya nggak usah melempar serong ke arah sebelah.

    Kalau umpan kita habis boleh sekali atau dua kali minta ke tetangga sebelah, tapi ya jangan terus-terusan. Kalau lagi rame umpan habis sebaiknya cari dulu dimana. Kalau memang tidak bisa memperoleh ya …wassalam…cabut aja! Besok mancing dengan perbekalan umpan yang lebih banyak, asalkan rombongan ikannya tidak hijrah ke tempat lain.

    Sebetulnya aturan main dan etika mancing kita masih banyak yang bisa kita telaah dan bahas. Semoga apa yang telah saya uraikan diatas dapat bermanfaat bagi Anda. Selamat memancing.(bambang sugeng-gombong/foto:dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses