Mancing Laut (Salt Water)

42

  •  Fishing Boat : Kapal mancing.
  • Big Game Fishing Tournament : Turnamen ikan-ikan besar yang dilakukan di laut dalam dan biasanya ikan utama yang menjadi sasaran ikan-ikan ukuran besar seperti giant travelly (GT), tuna, lemadang dan lainnya.
  • Billfish :  Jenis ikan berparuh, termasuk marlin, marlin biru, marlin loreng, ikan todak dan layaran.
  • Billfish Tournament : Turnamen mancing dengan target ikan-ikan billfish seperti layaran, marlin dan ikan pedang.
  • Sailfish : Ikan layaran.
  • Death On Arrival (DOA) : Ikan sudah mati pada saat sampai di kapal atau pada saat fight menaikkan ikan.
  • Fish Finder / Depth Sounder : Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth Sounder terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.
  • GPS (Global Positioning System) : Peralatan elektronik untuk mencari atau menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi spot.
  • Spot : Titik dimana target ikan terlihat atau terdapat.
  • Hotspot : Tandes atau lokasi yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya ikan, biasanya berbentuk karang menonjol di dasar laut.
  • Hook Up : Kail menancap di mulut ikan.
  • Strike : Umpan disambar ikan.
  • Konahead : Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (troling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.
  • Outrigger : Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.
  • Rapala : Rapala itu bukanlah jenis dari umpan mainan tapi mereknya yang betul adalah minnow sejenis merek umpan tiruan menyerupai ikan. Biasanya digunakan untuk umpan ikan tuna, tenggiri atau kuwe. Memancingnya bisa dengan cara troling, bisa juga dengan cara casting.
  • Jighead : Mata kail yang dilengkapi bandul timah di ujung kepalanya. Mata kail ini khusus untuk lure soft plastic dan worm.
  • Rigging : Rangkaian kail pada umpan.
  • Tag : Label yang ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag dan alamat lembaga resmi yang mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang dan berat ikan, tanggal dan tempat ikan terpancing, nama dan alamat pemancing, serta nama kapal dan kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yang mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.
  • Tag & Release (T&R) :  Label lalu lepas. Ikan yang tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pada jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis ikan-ikan tertentu terhadap kemusnahan.
  • Catch & Release (C&R) : Hampir sama dengan Tag & Release hanya saja ikan tidak ditandai (tag) tapi hanya pancing dan dilepas kembali.
  • Wireman : Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.
  • Chumming, Chunking : Memberikan perangsang pada ikan dengan cara melempar-lempar umpan supaya ikan tertarik untuk mendekat. Chumming sebaiknya jangan dilakukan terlalu banyak pada satu waktu, dan juga jangan terlalu cepat. Patokan yang biasa sering digunakan adalah, kalau umpan yang baru dilempar masih kelihatan dipermukaan, jangan ditambah, biarkan hilang perlahan-lahan. Setelah hilang diamkan sebentar baru kemudian lempar lagi dalam jumlah sama. Ingat jangan terlalu banyak, kita hanya menarik perhatian ikan, bukan memberi makan.
  • Drifting : Drifting (berhanyut) pada dasarnya adalah slow trolling. Drifting membuat kita dapat memancing di area yang lebih luas daripada dengan kapal berjangkar. Kapal akan berhanyut disebabkan oleh arus dan angin. Kalau arus dan angin searah, kapal akan drift cukup cepat, sedangkan kalau berlawanan arah kapal mungkin tidak akan bergerak. Karena itu biasanya sambil berhanyut mesin tetap hidup dan si kapten mengatur kecepatan dan arah bergerak kapal. Kenapa perlu berhanyut? Ada beberapa alasan : 1. Lokasi yang ingin di cover luas dan waktu mancing terbatas. 2. Laut terlalu dalam dan tidak praktis menggunakan jangkar. 3.Target ikan di tengah air, sedikit di atas dasar laut, atau ikan dasar yang bisa diundang ke “atas”, dan dasar laut adalah wreck (kapal tenggelam), bukit/lembah bawah laut, bongkahan karang, drop-off, tandes luas dan lainnya.
  • Mancing Dasaran (Bottom Fishing) : Menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan-ikan yang ada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing.
  • Ngoncer : Mancing menggunakan ikan hidup sebagai umpan (live bait). Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snap swivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10 cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti, selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pemangsa.
  • Troling (Tonda) : Teknik memancing yang disebut ”troling” ini harus menggunakan ril khusus (open reel) yang kuat dan joran khusus yang umumnya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Troling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiberglass, kayu atau plastik. Umpan palsu paling populer adalah Rapala untuk memancing ikan-ikan seperti tenggiri dan wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut konahead berbentuk seperti cumi tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan-ikan sejenis marlin, layaran dan lemadang.
  • Casting : Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti/jalan dengan pelan. Joran yang digunakan khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya 150 s/d 172 cm. Karena berbeda dengan popping, lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 meter). Ril digunakan bisa spinning bisa juga ril khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan-ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat 7 s/d 20 gram. Caranya, umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian ril digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk popping dan jigging dikategorikan sebagai sportfishing.
  • Surf Casting : Dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4 meter dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan ril ukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Bagi pemancing Yogya teknik ini disebut Pasiran.
  • Rock Casting : Teknik ini hampir sama dengan Surf Casting dan menggunakan peralatan hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
  • Popping : Teknik popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok kasting. Tetapi teknik popping menggunakan joran cukup panjang, antara 180 s/d 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung. Teknik popping khusus menggunakan lure (umpan buatan) yang disebut popper yang biasanya ukuran besar dengan berat 80 s/d 100 gr. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut Chugger yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air laut. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut pencil karena kepalanya tajam dan pensil ini tidak disentak-sentak tetapi hanya ditarik terus.
  • Jigging : Menurut para ahli, jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil (metal jig lure) yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas.
  • Fly Fishing : Dikembangkan seorang bangsawan Inggris. Namun ada menyebutkan Fly fishing sudah ada sejak abad ke 2 Masehi. Pada zaman Romawi kuno Claudius Aelinus, yang menyatakan memancing dengan menggunakan artificial fly. Secara umum fly fishing adalah seni memancing dengan menggunakan artificial bait berbentuk fly (serangga). Artificial flies ini bisa terbuat dari tying hair, fur, feathers, atau material lainnya baik natural ataupun synthetic. Perangkat memancingnya pun menggunakan joran khusus fly dan fly line khusus terbuat dari line yang di coated plastik. Fly fishing dapat dimainkan di freshwater maupun saltwater.
  • Handline dan ril alias langsung pakai tangan. Namun tetap pakai line dan mata   pancing.
  • Ngotrek : Mencari ikan untuk umpan mancing itu sendiri. Biasanya rangkaian ngotrek itu terdiri dari beberapa mata kail kecil yang berderet (renceng). Target ikan diantaranya selar, tembang, layang, como, kembung, sangir.
  • Mancing Rawe/Rawai : Cara memancing dengan rangkaian mata pancing yang sangat banyak, biasanya puluhan sampai ratusan mata pancing. Biasanya ini dilakukan oleh nelayan.
  • Mancing Layang-layang : Mancing tonda/troling dengan menggunakan alat bantu layang-layang.
  • Mancing Huhate : Mancing dengan joran bambu/kayu yang dilakukan dengan bantuan siraman umpan hidup dan siraman air. Mata kail tidak diberi umpan tapi diberi kertas timah (rokok) cara memancingnya hanya menggaet ikan yang sedang di chumming. Biasanya pemancing duduk berkelompok deret di buritan kapal. Mancing ini biasanya dilakukan untuk mancing ikan cakalang, tuna kecil dan tongkol.(bayu/berbagai sumber)
example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses