Baung : Tarikannya Kuat, Sebaiknya Mancing Ikan Ini di Malam Hari

Kabarmancing.com, Jakarta – Di kalangan pemancing alam liar pasti mengenal ikan baung. Ya, di habitatnya ikan baung (Mystus nemurus) masih dalam keluarga ikan lele. Ikan ini masuk dalam keluarga Hemibagrus. Tidak heran bila baung memang mirip dengan lele.

    Jika diamati baung memiliki patil di mulutnya. Tapi kalau diperhatikan secara seksama lagi akan terlihat perbedaannya. Lele hanya memiliki 2 patil sedangkan baung memiliki 3 patil yaitu pada sirip dada dan satu lagi di bagian atas sirip punggung.

    Baung juga bisa dikonsumsi dan ikan ini merupakan konsumsi yang cukup enak. Ikan baung banyak hidup di perairan Sumatera dan Kalimantan. Selain di Indonesia, juga hidup di Negara India, Cina Selatan dan sebagian Asia. Ikan ini dikenal hidup di perairan air tawar seperti sungai dan muara sungai dengan kadar air yang bercampur asin.

    Bahkan baung bisa menyesuaikan diri dengan kondisi air yang berbeda-beda. Jangan heran bila baung bisa ditemui di danau atau waduk atau air payau. Tekstur dagingnya berwarna putih, tebal dan tanpa duri halus di dalam dagingnya, sehingga sangat disukai oleh masyarakat.

    Dalam mencari makan, baung dikenal aktif mencari makan di malam hari dan termasuk omnivore atau pemakan segala. Padahal ikan ini dikenal sangat menyukai udang, ikan kecil, siput dan berbagai jenis serangga. Masyarakat Sumatera bila hendak mencarinya, biasanya memakai umpan yang disebut “kucur” yaitu campuran dari usus ayam, isi perut ikan dan telur itik.

    Umpan ini sebelumnya dibusukkan sehingga menimbulkan bau yang menyengat dan menarik penciuman ikan di dalam air. Untuk mancing ikan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari. Pasalnya baung memang paling suka mencari makan di malam hari.

    Piranti yang digunakan untuk mancing ikan ini sebaiknya menggunakan kenur dengan diameter besar. Sebab tarikannya cukup kuat. Saat mancing, joran harus selalu dipegang, karena biasanya ikan baung akan lari setelah menyambar umpan.

    Meski termasuk ikan nokturnal, namun tidak sedikit pula pemancing yang mendapatkan ikan ini di siang hari. Baung biasanya bersembunyi di dasar perairan dan juga lubang-lubang yang berada di pinggir sungai yang berada di dalam air. Seperti lele kerabatnya, baung dapat juga ditangkap dengan menggunakan umpan alami lain seperti cacing atau jangkrik. Walau pun masuk dalam kategori omnivore, namun ada juga yang menggolongkan baung sebagai ikan karnivora. Hal ini disebabkan karena lebih dominan memakan hewan kecil.

    Info tambahan, sejak tahun 1988 baung berhasil dipijahkan secara buatan oleh BBPBAT Sukabumi. Dengan berhasil diketahuinya teknik pemijahan tersebut, maka diharapkan usaha budidaya ikan ini akan berkembang. Sehingga produksi baung dapat memenuhi permintaan masyarakat akan ikan air tawar jenis ini.

    Ya, ikan baung memiliki ciri fisik berkumis atau sungut yang mencapai mata. Badannya tidak bersisik dan mempunyai sirip dada serta sirip lemak berukuran besar dan memiliki bentuk mulut melengkung. Warna tubuhnya pun coklat kehijauan.

    Secara lokal baung memiliki berbagai nama. Di Jawa Barat dikenal dengan nama tagih, senggal atau singah. Di Jawa Tengah dinamakan tageh. Di Jabodetabek ataupun Malaysia menyebutnya sebagai bawon. Di Serawak menyebutnya ikan baon. Sedangkan di Kalimantan Tengah dikenal sebagai ikan niken, siken, tiken, bato atau baung putih dan di Sumatera dikenal sebagai ikan baong.(jajat/foto:dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses