Henry Pradita : Founding ‘Trah Pradita’ Mancing Segala Medan, Pernah Fight Tuna 119 Kg

Posted by: Tags:

Henry Pradita (kiri) dengan hasil pancingan

Kabarmancing.com, Jogjakarta – Sosok angler yang satu ini terbilang punya pengalaman mancing yang luar biasa. Sejak kenal mancing di tahun 1997 Henry Pradita yang tinggal di Jogjakarta suka mancing di segala medan di laut dan air tawar.

    Pendiri Grup Mancing ‘Trah Pradita’ ini pun memberikan kesempatan kepada kabarmancing.com untuk mewawancarai beliau untuk berbagi cerita pengalaman mancingnya bahkan ia pernah fight dengan Yellow Fin Tuna seberat 119 kg di Laut Selatan Jogja tahun 2001.

    Sambutan hangat begitu terasa saat Henry menyapa dan menceritakan seputar mancing dan Grup Trah Pradita yang beliau dirikan. “Saya punya grup namanya Trah Pradita yang mana kita semua di grup itu mancing di segala medan. Di Jogja insya allah pemancing pada tahu saya yang angkatan 2000 keatas sampai sekarang,” ujarnya kepada kabarmancing.com di ruang kerja beliau di Kota Jogja.

Henry Pradita

    Lanjutnya, di Trah Pradita dengan logo bertuliskan ‘Rock Fishing, Ship Fishing, Gosip Ping, Amazing, Heroik, Mboisberagam mancing pun ada diantaranya karangan, mancing pasiran dan lainnya. Ya, mancing beragam sensasinya pun berbeda dan semuanya itu ada tantangannya. “Pengalaman saya kalau mancing itu beda-beda sensasinya tidak bisa disamakan karena saya sudah pernah coba semuanya,” pungkasnya.  

    Dari semua teknik mancing laut beliau semua suka. Hasil pancingan pun beragam, ia pernah dapat tuna seberat 119 kg di Laut Selatan Jogja (trolling), Ikan GT (Giant Trevally) 35 kg dan 31 kg (jigging) dan Tenggiri Wahoo 42 kg di tahun 2003 sebelum gempa Jogja.

Selalu mengendarai motor saat berangkat mancing

    Henry yang suka mengendarai motor besar jika ia berangkat mancing pun menceritakan pengalamannya bersama teman-teman pernah menaklukanYellow Fin Tuna dengan berat 119 kg tahun 2001. “Ceritanya kami berempat berangkat sekitar jam 6 dari Pantai Sadeng, Selatan Jogja. Keluar dari dermaga kami langsung pasang 3 piranti trolling yang kami tancapkan di dudukan, namun baru mau nurunin yang kedua langsung dimakan, kami panik saat itu karena ikan larinya ya tahu sendiri seperti itu larinya kan kayak gitu. Setelah itu gantian kami fight sampai kami berpikiran itu penyu terus ada yang ngira lagi itu ikan hiu,” lanjutnya mengenang.

    “Setelah lama fight kami baru sadar, kapal sudah di tengah lautan dan ikan belum takluk. Akhirnya yang kami kira itu hiu ternyata tuna. Ikan pun nggak mau lemas-lemas muter kanan kiri kelilingi kapal. Tak lama kemudian ikan lemas. Setelah itu kami naikkan ikan ke kapal tapi malah kapalnya miring kanan kita naikkan lagi dari kiri miring kiri. Ya sudah insangnya kita kasih tali terus kami tarik ke daratan,” tambahnya lagi  

Henry Pradita (2 dari kiri berdiri) foto dengan hasil pancingan bersama rekan-rekan Trah Pradita

    Ya, selama 3 jam Henry dan teman-temannya berjibaku dengan Yellow Fin Tuna. “Sangat disayangkan dulu itu memang enggak seperti zaman sekarang ada media sosial kalau dulu itu telpon genggam saya tahun 2001 fotonya nggak jelas, jadi ngga ada dokumentasinya,” jelas Henry menutup perbincangan malam itu.(rambe/foto:dok.kabarmancing.com-henry pradita)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.