Gosong DF : Cast Jig GT Mama 28,5 Kg dengan Piranti Ringan

Zaki Zaman dengan GT Mama

Zaky Zaman dengan GT Mama

Lampung – Perkembangan dan popularitas mancing casting menggunakan piranti ringan dengan umpan metal jig ukuran 30-80 gram (cast jig) di kalangan pemancing Cirebon kini mulai mengalami peningkatan signifikan. Adalah Eriko Susanto yang pertama kali memperkenalkan dan kemudian mempraktekannya di Perairan Cirebon dan Indramayu 6 tahun silam.

    Ya, tidak hanya sekedar tahu dan memahami, informasi dan referensi seputar cast jig dengan piranti ringan berikut pernak-pernik yang mereka gali dari berbagai sumber pun langsung dipraktekan untuk perburuan beragam jenis ikan mulai dari kakap merah, jenaha, kerapu, sampai ikan talang-talang, tenggiri serta barakuda di hampir sebagian besar perairan Utara (Laut Jawa) dan Selatan Pulau Jawa dengan hasil memuaskan. Dampaknya, dalam waktu relatif singkat perkembangan memancing cast jig dengan piranti ringan di kalangan para pemancing Cirebon melonjak tajam.

    Gosong DF 2Tak puas sampai disitu, untuk dapat memenuhi impiannya menaklukan ikan-ikan besar dengan teknik cast jig menggunakan piranti ringan, maka beberapa waktu lalu para pemancing Cirebon yang terdiri dari Zaky Zaman, Hengky, Desman Heru, Om Yan, Om Bollo, Ayen, Asen, Aponk, Wiwi dan Edo, berangkat menuju Perairan Lampung, guna melakukan perburuan ikan predator laut yang terkenal tangguh Giant Trevally (Kuwe Gerong) di hot spot Gosong DF. Pada trip ini pun disepakati bersama bahwa selama memancing di Perairan Lampung, mereka akan menggunakan piranti kelas ringan hingga medium dengan PE Line Class 1-3.

 

Putus saat strike marlin

    Diluar dugaan, perjalanan menuju hot spot diantara Perairan Samudera Indonesia dan Selat Sunda, ternyata tak semulus seperti beberapa trip mancing sebelumnya. Trip ini sempat dihadang kondisi cuaca tidak menentu untuk beberapa waktu lamanya. Namun hal itu tak menyurutkan tekad dan semangat untuk melaksanakan hajat mancingnya. Sebaliknya, mereka justru tetap tenang dan tidak patah semangat, bahkan sukses memperoleh strike beruntun dan berhasil mendaratkan GT size 10 kg up serta beragam jenis ikan lainnya seperti kuwe sirip biru (blue fin trevally), kuwe mata besar (big eye trevally), kuwe batu (amberjack), sunglir (rainbow runner) dan tenggiri babon dengan piranti yang mereka gunakan.

    Pada suatu kesempatan, terjadi kejutan besar. Aponk, berhasil strike seekor marlin hitam yang cukup besar. Keberhasilan Apong strike marlin hitam membuat suasana di buritan kapal spontan riuh. Tampak tiga pemancing senior yakni Om Yan, Om Bollo, Desman Heru dan kru kapal BD IX, tak henti-hentinya memberikan dorongan moril dan mengingatkan Aponk agar bersikap tenang dan sabar saat melakukan pengajaran.

    Namun sayang, keberuntungan rupanya belum berpihak pada pemancing yang mirip bintang film Korea ini, dikarenakan line PE andalannya mendadak putus saat sedang digunakan untuk mengajar ikan idamannya para pemancing di seluruh dunia tersebut. Melihat kegagalan Aponk, ketiga pemancing senior ini pun lantas menggodanya dengan menirukan lagu yang akhir-akhir ini tengah booming.

    “Sakitnya dimana nih Pak Heru?, tanya Om Yan dan Om Bollo pada Desman Heru. “Sakitnya disini di dalam dada ini………..sakit……..sakit……..hi…..hi…..hi….!,” ujar Desman. “Makanya goyang dumang dulu mang,” celetuk Zaky Zaman sambal menahan tawa.

    Gosong DF 3Kejadian serupa juga dialami Hengky dan Ayen, dalam waktu nyaris bersamaan, line PE milik mereka juga tiba-tiba putus saat digunakan untuk mengajar ikan besar yang belum diketahui jenisnya. Sementara Edo, terpaksa harus gigit jari, akibat line PE kesayangannya habis dibawa lari ikan tanpa bisa tertahankan.

    Sepertinya, kata pepatah dari orang tua zaman dahulu ada benarnya, bahwa sabar itu membawa berkah. Itu dibuktikan sendiri oleh para pemancing senior Cirebon Om Yan, Om Bollo dan Desman. Mereka bertiga tidak hanya sukses memperoleh GT 5 – 10 kg saja, tapi juga kuwe mata besar (big eye trevally) dan tenggiri babon. Tanpa sungkan, ketiganya lalu kembali menggoda Aponk, Hengky, Ayen dan Edo, “Begini nih caranya kalau mancing”!

    Keberhasilan ketiga pemancing senior ini memicu semangat Hengky, Asen, Aponk, Wiwi, Edo dan Zaky Zaman, untuk mengikuti jejak seniornya. Hasilnya, beberapa waktu kemudian secara bergantian para pemancing Cirebon ini berkali-kali mendapatkan strike beruntun dan sukses menaikan ikan GT serta tenggiri size 5 – 10 kg keatas kapal, hingga suasana diatas kapal persis seperti sebuah hajatan besar.

    Gosong DF 4Belum lagi usai istirahat siang, suasana diburitan kapal kembali menjadi riuh, ketika Zaky Zaman berhasil strike dan sukses mengangkat GT seberat 18,5 kg. Disusul kemudian oleh Desman Heru, Ayen dan Aponk, masing-masing dengan GT seberat 14, 12 dan 10 kg.

    Kesuksesan pun semakin lengkap, sempurna dan mencapai puncaknya, ketika Zaky Zaman kembali berhasil strike seekor GT Mama dengan piranti ringan andalannya. Seperti terhipnotis, semua yang berada diatas kapal serentak diam seribu bahasa diliputi ketegangan, ketika melihat Zaky Zaman kembali strike dan bertarung cukup alot dan lama melawan seekor GT Mama yang memberontak liar dikedalaman air.

    Dengan spontan para pemancing lain menghentikan aktifitas mancingnya untuk memberi kesempatan dan keleluasaan pada pemancing bertubuh subur ini dalam menghadapi perlawanan ikan target buruannya. Tampak beberapa rekan pemancing lain terpaksa harus menahan nafas dalam-dalam, setiap kali terjadi tarik ulur yang cukup lama hingga membuat kenur di dalam ril nyaris habis. Selang tiga puluh menit kemudian, pertarungan pun berakhir dengan naiknya seekor GT Mama seberat 28,5 kg.

    Keberhasilan Zaky Zaman ini langsung disambut meriah dan jabat tangan rekan-rekannya, serta mendapat apresiasi khusus dari Kapten Kapal BD IX, Dartim, dengan kenang-kenangan berupa T-Shirt berlogo Berdikari Angler.

    Dengan wajah dan tubuh penuh keringat, Zaky Zaman menyampaikan kesannya ”Memang benar, mancing GT yang bertenaga besar dengan teknik cast jig itu nggak gampang. Apalagi pakai peralatan mancing kelas ringan, wuiiiihhhhhh………capeknya nggak ketulungan. Tapi, biar pun tantangan dan kesulitannya sangat tinggi, mancing pake piranti ringan itu benar-benar asik lho. Dan alhammdulillah, kita semua dari daerah bisa dan mampu mengatasinya,” ujar Zaky Zaman.(m.iskandar.z/cirebon) 

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses