Kemarau : Penyusutan Air Berimbas ke Pemancingan, Setu & Waduk

Kemarau Ok

Kabarmancing.com, Jakarta – Musim kemarau yang masih berlangsung di bulan Oktober ini, menyisakan banyak cerita khususnya kolam pemancingan, setu dan waduk.Ya, di beberapa tempat yang dipantau kabarmancing.com ada beberapa kolam pemancingan mengalami penurunan debit air. Penurunan debit air ini pun bermacam ada menyusut 40 cm dan 50 cm. Namun penyusutan itu masih bisa disiasati oleh pemilik kolam yang mengandalkan bantuan pompa air tanah.

    Ya, di 2014 ini, menurut data Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Indonesia, kemarau yang menghinggapi Indonesia akan berakhir di awal November, dengan catatan berbeda di setiap daerahnya. Akibat dari kemarau berkepanjangan sumber air pun menjadi kering dan bahkan hilang begitu saja, berbagai tanaman mati kekeringan. Tidak hanya itu, kekeringan juga mengakibatkan kebakaran hutan di berbagai wilayah Indonesia, seperti Kalimantan, Jambi, Sumatera dan Pulau Jawa.

    Bagi bisnis kolam pemancingan kekeringan berdampak sangat besar. Beberapa kolam pemancingan, setu dan waduk banyak mengalami kekeringan. Ini tentu saja mengakibatkan aktivitas memancing para mania jadi terganggu. Lihat Bendungan Katulampa, Bogor di setiap musim hujan menampung ribuan meter kubik air dari hulu yang akan dibuang ke Jakarta, nyatanya kini Katulampa kering kerontang hingga dasarnya terlihat jelas.

    Menurunnya debit air akibat kemarau juga dirasakan pemancingan N-Joy di Buaran, Jakarta Timur misalnya. Sejak beberapa bulan lalu debit air di kolam ini menyusut, namun bagi Angga si pemilik N-Joy masih bisa disiasati. “Turunnya ngga banyak kok, tapi masih bisa kita pake untuk lomba mancing,” katanya saat didatangi kabarmancing.com.

    Sama halnya dengan pemancingan Agricon di Bogor, ketika disambangi debit air juga turun. Sang empunya, Giri Setiadi mengakui hal itu. Menurut Giri, biasanya Agricon mengambil dari mata air di sekitar kawasan ini, namun di musim kemarau mata air kering. Giri harus menggunakan mesin pompa untuk membantu penambahan debit air dari tanah untuk pemancingannya.

    Selain berimbas ke pemancingan, juga dampaknya ke ikan. Karena kondisi udara dan cuaca panas yang terjadi selama ini pun berakibat pada nafsu makan ikan yang kurang di dalamnya. Karena cuaca dan angin panas maka nafsu makan ikan pun jadi berkurang.

    Selain pemancingan juga terjadi di waduk, debit air di Waduk Kecopokan di Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang membuat banyak ikan di tempat itu mati. Ratusan ikan berserakan di pinggir waduk. Matinya ikan hingga cepat membusuk dikarenakan debit air waduk menyusut drastis.

    Sejauh ini, banyak peternak ikan nila, gurami dan bandeng air tawar milik warga yang mati karena debit air di dalam keramba ikan sangat sedikit. Sehingga, ikan-ikan tersebut tidak bisa maksimal saat berada dalam keramba. Air normal di Waduk Kecopokan biasanya akan tiba pada bulan Januari dan Mei tahun depan.

    Kabupaten Lebak yang  memiliki 17 setu juga mengalami pendangkalan. Bahkan, beberapa setu lainnya mulai kering.  Ke-17 setu yang ada di Kabupaten Lebak antara lain Setu Cijoro, Cilembun, Palayangan, Cimadang, Cibojan, Cibangreng, Ciboleger, Citinggar, Cikamunding, Cimaesta, Sinar Galih, Citepusen, Gunung Notol, Ciburial dan Setu Lebak Larang.

    Akibatnya dipastikan dampak kemarau sangatlah signifikan. Untuk terus mensiasati hal tersebut rasanya sangat mustahil, sebab alamlah pegang peranan penting yang mengakibatkan ini semua.

    Musim kemarau tidak selalu membawa petaka, tinggal bagaimana manusianya saja yang harus menerima kenyataan yang ada di pelupuk mata. Tak selamanya sesuatu itu membawa keuntungan bagi kita, ada satu masa atau kurun waktu harus menerima dan siap menghadapi, apakah itu musim kemarau atau hujan. Bagaimana pun jua janganlah menjadi dilema bagi kolam pemancingan.(rambe/foto:dok.kabarmancing.com)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses