Berburu Ikan Predator di Event C & R Saung Desa

Kabarmancing.com, Pebayuran, Bekasi – Di awal tahun 2016, pemancingan Saung Desa yang dikenal dengan kolam Big Fish Strike (BFS) kembali gelar event, Minggu 10 Januari 2016 kemaren. Hadirnya event untuk kesekian kalinya pun disambut gembira penggila Big Fish yang datang dari berbagai wilayah di seputaran Jawa Barat.

    Bandrolan tiket Rp 300 ribu per orang dengan lapak 40, satu bulan pra event, tiket habis terjual seperti diutarakan H. Nursalim si empunya Saung Desa saat dihubungi via telepon oleh kabarmancing.com satu bulan sebelum acara. Ya, ketertarikan pemancing di Saung Desa ini karena ada beberapa macam jenis ikan predator asal Indonesia, Sungai Amazon dan Thailand yang berbaur jadi satu di kolam BFS seluas 45 x 45 meter berkedalaman hampir 2 meter. Inilah membuat pemancing awalnya coba-coba malah ketagihan saat bertarung dengan ikan-ikan besar yang bisa membuat tenaga terkuras.

    Dalam keterangannya, Wahyu (Koordinator Lapangan Saung Desa) yang ditemui di lokasi, menginformasikan bahwa kolam BFS dengan sistem Catch & Release (C&R) masih tetap dihuni 13 jenis ikan predator diantaranya alligator, arapaima, red tail catfish, mekong, jengiskhan, tiger fish, tapah, belida, brascarp, gabus toman, patin albino dan super, bawal dan lele. “Semua jenis ikan ukurannya beragam berat. Ada arapaima 20 kg dan red tail catfish 30 kg,” jelasnya.

    Untuk menentukan 3 juara di event ini ujarnya dihitung berdasarkan point monster fish bukan dari ikan terberat dengan 5 kategori seperti, ikan bawal (5 poin), lele/lele albino (3 poin), patin/patin albino (7 poin), red tail catfish, gabus toman, brascarp, alligator, tiger fish (9 poin) dan point tertinggi nilai 12 ikan jengiskhan, belida, tapah, mekong dan arapaima. “Siapa berhasil mengumpulkan poin terbanyak dari jenis ikan dipancing dia juaranya. Jika poin sama untuk juara 1, 2 dan 3 dilakukan adu strike tercepat,” ujar Wahyu.

 

Lapak 25 jadi bintang

    Dari catatan panitia 40 peserta hadir ada dari Tim Reel-X, Panda Fishing Club, Maguro, Jakarta Fishing Club (JFC), Kopi Raja dan pemancing umum dari Jakarta, Bekasi, Karawang dan Cikarang.

    Seperti event-event sebelumnya, event hari itu tetap dibagi 2 sesi, Sesi 1, jam 10 pagi sampai jam 12.30 dan dilanjut Sesi 2, dari jam 1 siang sampai jam 4 sore. Sesi dua kata Wahyu lapak dikocok kembali. Jam 10 pagi sesi pertama dimulai, berbagai jenis umpan digunakan peserta. “Kegiatan ini didukung IMM Fishing Shop dengan memberikan doorprize bangku pancing, joran, ril dan tas pancing,” jelas Wahyu kepada kabarmancing.com

    Aturan lomba diantaranya, wajib 1 joran dengan benang PE, mata kail nomor 12 tanpa ruit, dilarang menggunakan benang mono, dilarang pakai umpan kroto, cacing, ragi, marus, kapas, flylure dan jeroan (hati, usus, ampela baik itu ayam dan sapi) dan kail kena badan tidak sah.

    Tarikan lele, patin dan bawal ukuran besar mulai dirasakan lapak kiri dan kanan, namun keinginan panitia dan pengunjung Saung Desa yang menyaksikan jalannya lomba ingin melihat naiknya arapaima, alligator gar, belida dan tapah. Dari keterangan panitia ikan-ikan disebutkan tadi tak semudah dibayangkan dan sulit menggaetnya begitu pula umpan digunakan berbeda dengan jenis ikan lainnya, seperti patin pakai pelet, arapaima dan alligator memakai umpan anak ikan mas hidup.

    Di sesi pertama sampai jam setengah satu masih didominasi bawal, lele dan patin. Untuk selanjutnya oleh panitia di break sampai jam satu siang. Selama istirahat panitia kembali kocok lapak, dan peserta mulai mengatur strategi berikutnya untuk memenangkan pertarungan. Hasil sementara belum bisa dipastikan karena masih ada Sesi 2.

    Jam satu siang kembali lanjut. Lapak peserta berubah, tadinya ada di lapak kiri sekarang pindah di lapak kanan. Di sesi dua ini ada mencuri perhatian pemancing dan pengunjung, yaitu lapak 25 atas nama Oge. Ya, sejak sesi pertama ia terus menggaet ikan dan memborong semua doorprize dari IMM Fishing. Berbagai jenis ikan berhasil dipancing Oge, bisa dibilang ia bintang di hari itu.

    Di event ini pula tambah Wahyu, Saung Desa menyodorkan jackpot seperti strike arapaima/mekong di Sesi 1, ada uang Rp 250 ribu, strike belida/tapah di Sesi 2, Rp 250 ribu, strike terbanyak jenis ikan (minimum 4 jenis) Rp 250 ribu, strike terbanyak alligator Rp 150 ribu, strike terbanyak jengiskhan Rp150 ribu, strike terbanyak gabus toman Rp 150 ribu, strike terbanyak patin Rp 100 ribu, strike terbanyak red tail catfish Rp 100 ribu, strike terbanyak bawal Rp 100 ribu dan strike terbanyak lele Rp 100 ribu.

    Di sesi dua pertarungan semakin sengit, lapak 25 terus fight dengan beragam jenis ikan. Ikan alligator 6 kg berhasil diangkat dari lapak 20 dan satu jam berikutnya lapak 4 dari JFC atas nama Heri Yudha berhasil menaikkan Red Tail Catfish ukuran 4 kg up dan ada juga peserta berhasil menggaet toman atas nama Yono. Ikan jenis patin, jengiskhan, alligator, lele dan bawal terus mendominasi perolehan. Di Sesi 2, JFC pun ikut memberi support berupa dana yang diserahkan  Ketua Umum JFC, M. Rasyid kepada panitia untuk 3 orang yang mengangkat ikan dengan jenis ikan bebas.

    Jam 4 sore event awal tahun di kolam BFS selesai. Juara event sudah ada di catatan panitia. Sebelum penyerahan hadiah Nursalim atas nama pemilik Saung Desa memberikan kata sambutan dan mengucapkan terima kasih kepada peserta yang hadir di acara ini. “Terima kasih kepada peserta. Saya mengumumkan bahwa di pertengahan Januari ini akan datang ikan arapaima 2 ekor dengan berat diatas 20 kg dan menjadi penghuni baru di kolam BFS,” papar beliau.

    Usai kata sambutan, Nursalim dan Wahyu memberikan hadiah kepada pemenang dan dilanjut foto bersama.(rambe/foto:dok.kabarmancing.com)

• Juara 1 / Oge / 138 Point / Rp 2,5 Juta
• Juara 2 / Muhaji / 77 Point / Rp 1,5 Juta
• Juara 3 / Doel / 57 Point / Rp 500 Ribu
• Juara Lele Terbanyak / Dani
• Juara Patin Terbanyak / Oge
• Juara Bawal Terbanyak / Oge
• Juara Alligator / Yono
• Juara Toman / Yono
• Juara Red Tail Catfish / Heri Yudha

Related Posts