Lucky Setiawan : Dapat Penghargaan Dari Ibu Tien Soeharto, Letjen Marsudi & Ibu Ali Said

Lucky 'Ronson' Setiawan

Kabarmancing.com, Jakarta  – Nama Lucky Setiawan di kalangan pemancing mungkin tidak ada yang mengenalnya, tapi ketika disebut nama Lucky Ronson pasti semua pemancing mengenalinya. Ya, nama Lucky Ronson sejak dulu sudah dikenal dari sekian generasi pemancing, bahkan di era tahun 80-an namanya pun sering disebut-sebut kalangan pemancing kerap mensponsori event-event mancing yang salah satunya di Pemancingan Taman Ria Remaja, Senayan, Jakarta Selatan.

    Menguak sosok Lucky menarik juga untuk ditelah lebih jauh agar pemancing muda tahu seluk beluknya dan sepak terjang Lucky di dunia mancing. Ditemui kabarmancing.com di gudang Ronson di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur, Lucky yang tak lain pemilik Toko Ronson Fishing pun menyambut hangat. “Ayo silahkan masuk,” katanya.

    Menjelaskan maksud kedatangan kabarmancing.com, beliau pun senang. Setelah berbincang dengannya, tak lama berselang ia mulai menceritakan awal mula terjun ke dunia memancing dan bisnis pancing yang sekarang ini ia tekuni.

    “Saya menekuni usaha bisnis di bidang penjualan piranti pancing dan mulai membangun bisnis ini kurang lebih tahun 1979. Awal usaha Toko Ronson Fishing tidak sekomplit sekarang, yang ada made in Jepang, Amerika dan Jerman. China belum ada produk. Dan seiring berjalannya waktu produk mancing made in China sekarang lebih menguasai. Nah sejak saya menekuni bisnis mancing inilah saya mulai suka memancing,” katanya tegas.

    Dengan jelas Lucky kembali berujar saat pertama kalinya ia mengenal mancing itu di kolam pemancingan atau di empang ikan mas. Nah, kesenangan Lucky akan mancing ini sama sekali tidak tertular dari orang maupun diajak teman-temannya melainkan keinginannya sendiri untuk bisa dan bisa belajar mancing. Sejak itulah Lucky mulai mancing dari empang ke empang dan mancing di alam bebas seperti muara, sungai dan danau.

    Ketika ditanya bagaimana kegemaran mancing laut? Dengan semangat ia mengatakan jarang mancing di laut. “Pernah mancing di Laut Thailand ikut grupnya Shimano,” paparnya mengenang kala itu mancing laut di luar negeri. Namun Lucky kembali menerangkan bahwa mancing laut dan air tawar ia suka kedua-duanya, tetapi, kalau dilaut makan waktu lebih banyak. “Kalau di empang tidak terlalu makan waktu. Jadi kebanyakan mancing di empang saja,” imbuhnya.

    Bagi pemancing saat baru pertama kali merasakan sensasi mancing pasti tidak akan terlupakan, begitu juga yang dialami Lucky. Bagaimana rasanya ketika pertama kali merasakan saat umpan disambar dan fight dengan ikan tersebut? “Malamnya ngga kebayang, karena ada ikan beratnya kira-kira 6 kg dan itu ikan mas,” ujarnya sambil tertawa.

    Ya, selama 35 tahun mengenal mancing, Lucky punya pandangan mengenai dunia seputar mancing yaitu sangat mengesankan dan terhibur sekaligus untuk menghilangkan stres. ” Yang menyebabkannya saya suka mancing di samping hobi juga berkaitan dengan bisnis mancing,” terangnya lagi.

    Nah, Lucky kembali menceritakan bahwa ia punya beberapa prestasi di bidang mancing, apa itu? Karena kegemarannya memancing itulah yang mendorong Lucky selalu menjadi sponsor berbagai event. Beberapa kali ia meraih penghargaan seperti mendapatkan piagam penghargaan dari Ibu Tien Soeharto, Letjen Marsudi, Ibu Ali Said, Shimano, Daiwa dan Pioneer.

    Itulah Lucky Ronson, kini karena kesibukannya mengelola bisnis toko pancingnya, ia mulai jarang mancing dengan alasan karena sibuk. Namun di samping itu tidak jarang pula Lucky selalu berbagi pengalaman dengan pemancing dalam soal umpan. “Saya suka memberitahu kepada pemancing soal umpan kalau pemancing itu tidak bisa dapat ikan,” ujarnya yang kerap mancing sambil berlibur bersama keluarga.

    Di akhir wawancara, kabarmancing.com  bertanya apa filosofinya mengenai mancing? Dengan tegas Lucky berujar ‘Tiada Hari Untuk Mancing’.(rambe/foto:dok.pribadi)

example banner example banner

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses